Hamas: Tidak Ada Pembebasan Sandera Sebelum Israel Hentikan Perang
Sejumlah Tentara Israel patroli di Gaza
JERUSSALEM, SP – Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza menegaskan tidak akan ada poembebasan sandera lagi sampai Israel menyetujui penghentian agresi sepenuhnya.
Sementara Israel mengatakan, pihaknya telah membunuh lebih dari 2.000 pejuang Hamas di Gaza sejak gencatan senjata awal bulan ini ketika lebih dari 100 sandera dibebaskan. Sekitar 120 orang yang diculik dari Israel pada 7 Oktober diyakini masih ditahan di Gaza. Upaya terus dilakukan di PBB untuk mengeluarkan resolusi mengenai perang.
Baca Juga: Gaza Kembali Dibom, 178 Orang Palestina Tewas
AS mengatakan pihaknya masih kuatir serius terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB, dan pemungutan suara kini ditunda hingga hari Jumat. Pertempuran berlanjut di Gaza, dengan Israel membombardir wilayah utara dan selatan dan Hamas menembakkan roket ke Tel Aviv.
Di antara warga Palestina yang dilaporkan tewas adalah direktur kantor polisi di kota selatan Khan Younis dan seorang putri kepala kementerian kesehatan Gaza.
Gencatan senjata selama seminggu pada bulan ini membawa peningkatan aliran bantuan ke Gaza, di mana PBB telah memperingatkan bahwa penduduknya berisiko mengalami kelaparan jika perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut.
Negosiasi mengenai gencatan senjata baru telah berlangsung di Kairo, Mesir, meskipun pembicaraan awal pada hari Rabu tidak menghasilkan kesepakatan. Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan: “Ada keputusan nasional Palestina bahwa tidak boleh ada pembicaraan mengenai tahanan atau kesepakatan pertukaran kecuali setelah penghentian agresi sepenuhnya.”
Baca Juga: Israel Bom RS Indonesia Jelang Jeda Kemanusiaan di Gaza
Tidak jelas faksi Palestina mana yang dimaksud dalam pernyataan tersebut. Jihad Islam, sebuah kelompok kecil di Jalur Gaza, termasuk di antara mereka yang diketahui juga menyandera Israel. Pernyataan Hamas menempatkan pemerintah Israel pada posisi yang sangat sulit. Mereka berpendapat bahwa cara terbaik untuk membebaskan sandera adalah dengan memberikan tekanan militer terhadap Hamas dan dengan melakukan operasi penyelamatan. Namun sejauh ini pendekatan tersebut belum benar-benar berhasil. Hanya satu sandera – Ori Megidish – yang benar-benar berhasil diselamatkan.
Pemerintah Israel juga mendapat tekanan besar dari keluarga para sandera yang masih ditahan, dan beberapa orang mengatakan bahwa strategi kekerasan tidak berhasil.
Hamas memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan perang tersebut, namun tanpa adanya jaminan bahwa kelompok tersebut akan menghentikan aksi bersenjatanya.
Baca Juga: Kisah Warga Thailand yang Disandera Hamas
Jadi pemerintah Israel sangat enggan untuk menghentikan pertempuran sampai mereka merasa telah benar-benar menurunkan kemampuan Hamas dan mereka belum melakukan hal tersebut.
Hal ini akan menjadi kekecewaan besar bagi masyarakat Gaza, yang sangat ingin menghentikan perang ini. Pada Jumat (22/12/2023) pagi, kementerian kesehatan yang dikelola Hamas menyebutkan jumlah korban tewas secara keseluruhan di sana sejak 7 Oktober adalah 20.057 jiwa, termasuk sedikitnya 8.000 anak-anak dan 6.200 perempuan. Ketika Hamas dan sekutunya menerobos perimeter yang dijaga ketat dengan Israel pada tanggal 7 Oktober, mereka membunuh 1.200 orang. [BBC.Com/EH]