Sunday 11th May 2025
Hadiri Pertemuan dengan Alumni Undip, Menteri Karding Paparkan Peluang Kerja di Luar Negeri
By Sipri

Hadiri Pertemuan dengan Alumni Undip, Menteri Karding Paparkan Peluang Kerja di Luar Negeri

SEMARANG, SP – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan tingginya angka angkatan kerja produktif dalam negeri dapat diserap oleh besarnya permintaan kerja di luar negeri. Dia mengatakan ada 1,7 juta permintaan kerja yang tersedia di luar negeri untuk masyarakat Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Halal Bihalal dan Konsolidasi Alumni Keluarga Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (15/4/2025).  “Bagi saya ini adalah salah satu alternatif solusi terhadap penyerapan angkatan kerja produktif yang relatif cukup banyak di Indonesia,” kata Menteri Karding.

Baca Juga: Upgrade Skill, KemenP2MI-UNS Resmi Kerja Sama Berikan Pelatihan Bagi CPMI

Menteri Karding menyebut bagi mereka yang berminat mengisi kuota kerja di luar negeri harus memenuhi syarat kompeten.

Dia menambahkan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) tengah mempersiapkan beragam hal teknis agar calon pekerja migran Indonesia terampil dan mampu bersaing di negara tujuan.  “Kami harus menyiapkan sumber daya manusianya agar yang kita tempatkan ini mulai digeser dari domestik ke yang medium skill sampai pada high skill,” kata Menteri Karding.

Menteri Karding mengatakan dalam menggapai tujuan itu, salah satunya dibutuhkan fasilitas pelatihan khusus untuk calon pekerja migran Indonesia. Dengan adanya pelatihan, mereka yang menjalaninya dipastikan kompeten di bidangnya saat kerja di luar negeri.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Bisa Lebih Tinggi, Jika Kebijakan Relaksasi Impor Produk Jadi Dicabut

“(Kurikulum pelatihan) harus sama, kalau nggak sama nggak bisa nanti double-double pelatihannya. Jadi misalnya ya, di sana tuh tukang las. Tukang las di Korea beda tukang las dengan Jepang dan di Indonesia,” ujarnya.

“Jadi mau tidak mau kurikulumnya harus kita ambil dulu. Ini khusus yang Korea dan Jepang,” tambah Menteri Karding.

  • No Comments
  • April 16, 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *