MenKopUKM: Cerita Nusantara Jadi Panggung Apresiasi dan Selebrasi Ekosistem Wastra dan Kriya Indonesia
JAKARTA, SP – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama dengan Dewan Kerajinan Seni Nasional (Dekranas) dan OASE menggelar program bertajuk Cerita Nusantara sebagai ajang memperkenalkan kekayaan Nusantara, sekaligus mengapresiasi kehadiran ekosistem wastra dan kriya di tanah air.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) dalam konferensi pers Cerita Nusantara di Jakarta, Kamis (23/11) mengungkapkan, program tersebut akan menjadi ajang untuk apresiasi dan selebrasi seluruh ekosistem di sektor wastra dan kriya, terkait dengan peranan mereka yang sangat strategis sebagai agregator bagi UMKM dalam negeri.
“Dalam struktur ekonomi kita yang didominasi oleh UMKM, peran agregator menjadi penting, dan dalam Cerita Nusantara inilah kami suguhkan agregator-agregator yang sudah nyata menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra dan kriya di Indonesia,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten menyatakan, melalui Cerita Nusantara pihaknya ingin memberikan gambaran menyeluruh terkait inisiatif dalam membangun ekosistem usaha wastra dan kriya yang luar biasa, dan dihadirkan dalam satu waktu dan tempat secara bersamaan.
“Dari sini nanti kita bisa melihat sejarahnya, bagaimana masing-masing ekosistem memberdayakan usaha dari yang tidak bernilai menjadi berharga, ini yang ingin kita hadirkan,” ujar Menteri Teten.
Menurutnya, wastra dan kriya yang menjadi bagian dari gaya hidup sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga bila tidak cepat diantisipasi melalui enabler-enabler yang andal untuk menggerakkan industri tersebut, maka Indonesia akan kehilangan momentum.
Maka Menteri Teten mengungkapkan, pentingnya mengembangkan ekosistem bisnis yang berkelanjutan itu dengan melakukan pendekatan secara klaster. “Klaster itu bisa dari produknya maupun klaster wilayah. Contoh di Garut, kita bangun pabrik konveksi untuk produk hilir kulit seperti jaket, sepatu, tas, dan sebagainya,” kata Menteri Teten.
Selain itu, dari sisi pembiayaan juga sudah terdapat KUR klaster. Klasterisasi menurut Menteri Teten juga membuat pengembangan pelatihan pada UMKM menjadi lebih mudah. “Mereka tidak lagi harus memikirkan cara mengembangkan produknya, bahan baku dari mana karena bisa langsung dipasok, hingga didukung marketingnya,” ujar Menteri Teten.
Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengungkapkan, perjalanan Cerita Nusantara telah dimulai sejak 2021 melalui Cerita Wastra yang berkeinginan mendampingi pelaku wastra, dan dilanjut dengan menyelenggarakan Cerita Kriya pada tahun 2022.
Azizah menambahkan, program tersebut telah berhasil memberdayakan lebih dari 10 ribu perajin selama dua tahun terakhir ini. “Di Cerita Nusantara, terdapat semua kolaborator dari ekosistem kriya dan wastra, termasuk start-up yang telah mendukung UMKM,” kata Azizah.
Cerita Nusantara yang akan digelar pada 28 November 2023 di Jakarta Convention Centre (JCC) ini, mengusung tema “Unveiling The Story of Indonesia Artistry.”
Panggung Cerita Nusantara diharapkan dapat memberikan ruang yang leluasa bagi ekosistem kreatif yang ada di dalamnya seperti Jakcloth, Brightspot, Inacraft, BRIlianpreneur, Alun Alun Indonesia, Sarinah, M-Bloc, IdeaFest, Kriyanusa, MUFFEST, JFW, PINTU Incubator, OOA, Wall of Fades, JSD, USS, JakartaXBeauty, Rumah Tenun Magelang, IFFINA, Krealogi, Piazza Firenze by Poppy Dharsono, Karya Kreatif Indonesia, hingga Gerakan Revolusi Lokal untuk berekspresi, berjejaring, dan untuk membawa karya-karya terbaiknya agar lebih dikenal luas.
“Nanti akan ada showcasing para kolaborator yang menjadi pendukung acara. Ada juga acara talkshow dengan tiga tema yang memberikan informasi dan dialog interaktif mengenai ekonomi digital, branding, dan pemasaran produk untuk go global,” kata Azizah.
Tak ketinggalan, kata Azizah, ada business matching dan financial pitching bagi pelaku usaha start-up agar dapat mengakses pembiayaan, lalu ditutup dengan entrepreneur awarding kepada para pelaku usaha sebagai bentuk apresiasi atas berbagai kontribusi yang diberikan.
Dalam kesempatan yang sama, Svida Alisjahbana dari Jakarta Fashion Week (JFW) mengaku mendapatkan kehormatan bisa berpartisipasi di acara ini. “Kami tidak berdiri sendiri, melainkan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan organisasi untuk mengembangkan kapasitas para desainer,” kata Svida
Sementara Handaka Santosa dari Out of Asia (OOA) mengatakan, pihaknya memulai usaha dari sesuatu yang terkesan tidak berarti menjadi sesuatu yang dilihat oleh mata dunia. “Kami memulai dengan enceng gondok, tanah teras kota, anyaman rotan, dan lainnya. Dan itu dimulai dari desa-desa. Kami tidak mengambil karyawan bekerja di showroom, tapi dari desa-desa,” ucap Handaka.
Bagi Handaka, pembinaan adalah hal yang sangat penting. “Juga, apresiasi KemenkopUKM yang selalu memberikan semangat yang sangat berarti bagi kami,” kata Handaka.
Handaka melalui OOA telah membina masyarakat di desa dan mendidik 50-60 pekerja di satu daerah. “Kami terus meningkatkan desain karena menjadi faktor yang utama. Kami juga bersama-sama mendiskusikan tren ke depan akan seperti apa,” ujar Handaka. [EH]