Kemenko Perekonomian: SDM dan Regulasi Harus Siap Hadapi Pasar Karbon Dunia
Perwakilan Kemenko Perekonomian memberikan pernyataan kepada awak media usai menghadiri Seminar Nasional Carbon Trading dengan topik Potensi Pasar Karbon: Tantangan dan Solusi di Jakarta pada Senin (30/9/2024).
JAKARTA, SP – Pemerintah terus mendorong kesiapan sumber daya manusia (SDM) serta regulasi agar Indonesia dapat siap dalam menghadapi pasar karbon dunia atau internasional.
Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud dalam ‘Seminar Nasional Carbon Trading dengan topik Potensi Pasar Karbon: Tantangan dan Solusi’ di Jakarta pada Senin (30/9/2024).
Baca Juga: Beri Manfaat Ekonomi, Pengmas Universitas Mercu Buana Edukasi Warga Olahan Limbah Jelantah
“Seminar ini membahas segala hal agar kita siap untuk menjalankan transaksi-transaksi karbon, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada,” ujar Musdalifah kepada wartawan.
Ia menyebutkan oleh karena itu semua pihak harus mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu pasalnya resource atau sumber daya alam sudah tersedia banyak.
“Sudah teridentifikasi dan banyak yang menyatakan berminat untuk perdagangan karbon dengan Indonesia. Setelah SDM siap, maka regulasi saat ini sedang proses, mudah-mudahan SOP perdagangan karbon yang bisa kita jalankan segera selesai agar manfaat nya betul-betul dirasakan rakyat kita,” kata Musdalifah.
Musdalifah menegaskan bahwa perdagangan karbon harus berdampak nyata untuk kesejahteraan rakyat. “Jadi bukan hanya resource saja yang dimanfaatkan tapi juga SDM kita bisa memanfaatkan regulasi yang ada, jadi dari rakyat untuk rakyat,” tambahnya.
Baca Juga: Industri Pengolahan Bertahan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Sementara itu, Chief Executive Officer DMB Global sekaligus penyelenggara seminar Benny Bernadus menyebutkan dengan diadakannya seminar tersebut pihaknya berharap dapat menyiapkan skill, knowledge, dan mindset kepada para pemangku kepentingan bagaimana Indonesia dalam menghadapi karbon trading.
“Kita mempersiapkan SDM yang baik supaya bisa menghitung sendiri, melakukan mitigasi, Melaku sertifikasi dan melakukan perdagangan karbon tersebut. Ini merupakan aspek penting, karena jika dahulu kita membuat penghijauan, membuat reboisasi, itu tidak kelihatan, itu tidak bisa kita perdagangkan, tetapi sekarang itu lahan-lahan kita bisa disertifikat dan bisa kita jual,” kata Benny.
Benny berharap agar kebijakan karbon trading tersebut dapat benar-benar membawa kemakmuran masyarakat dari berbagai lapisan.
Baca Juga: Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
“Ini insentif dan untuk kemakmuran rakyat, untuk bangsa kita, dan tadi kita melihat Indonesia potensi nya besar sekali. Dan kita juga memiliki hutan tropis yang dapat di sertifikasi luar biasa. Sehingga kita berkomitmen untuk terus menghijaukan bumi, membirukan langit, supaya kita dapat menurunkan emisi rumah kaca, sehingga dampak-dampak seperti mencair nya es, perubahan iklim, itu dapat kita minimalisir,” tutup Benny. [CR]